CirebonOnline
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kab. Cirebon, – Wilayah Desa Hulubanteng Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon yang dinilai wilayah subur dan tidak kekurangan air. Namun pemdes menerima program Pamsimas membuat masyarakat menggrudug kantor desa setempat.
“Kami menolak program tersebut yang dinilai sebagai program yang akan menguras anggaran desa, tegas perwakilan dari masyarakat, Junaedi kepada media. Senin (5/9/2022).
Menurutnya, program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Hulubanteng merupakan program yang tidak tepat sasaran, karena selama ini wilayah Desa Hulubanteng belum kekurangan air meskipun disaat musim kemarau, air dari sumur warga masih melimpah.
Sedangkan program Pamsimas yang direncanakan diberikan gratis dari semula 90 sambungan rumah warga menjadi 150 rumah, menuai persoalan kecemburuan sosial dimana jumlah rumah warga lebih dari 1.000 rumah, dan kedepan bila memang program tersebut dipaksakan berlanjut maka akan menjadi beban APBDes untuk biaya operasionalnya.
“Program Pamsimas di Desa Hulubanteng ini tidak tepat sasaran, disini air masih berlimpah, kalau dipaksanakan maka akan menjadi beban APBDes dan kecemburuan sosial,” ungkapnya.
Dalam hal ini Eko Andri, warga Desa Hulubanteng juga menyampaikan, kita harus berkaca kepada desa tetangga yang mendapatkan program pamsimas, beberapa diantaranya kini tower pamsimas hanya menjadi benda mati tak berfungsi.
Program pamsimas kata Andi, yang ditempatkan di wilayah desa yang tidak kekurangan air maka akan menjadi sia-sia, dirinya mencontohkan di desa tetangga ternyata hanya berjalan beberapa bulan kemudian berhenti, ada juga yang hanya memiliki sambungan 10 rumah sehingga menjadi beban APBDes.
“Program pamsimas itu bagus kalau untuk desa atau wilayah yang tepat sasaran. Lebih baik Desa Hulubanteng tidak usah menerima program ini, bukan program wajib ini, dari pada akan menjadi beban,” terangnya.
Sementara itu petugas pendamping fasilitator masyarakat program Pamsimas Desa Hulubanteng, Ina Nurjana mengungkapkan, secara garis besar yang diterima banyak sebagian besar warga belum memahami betul apa itu program pamsimas, beberapa warga diantaranya beralasan kawatir air yang tersedot pamsimas bisa mengganggu sumur warga sekitar.
Diapun menjelaskan, bahwa penunjukkan Desa Hulubanteng menjadi desa sasaran programnpamsimas bukan serta merta asal tunjuk, namun telah dilakukan kajian sebelum program tersebut digulirkan.
Pasalnya dari hasil penelitian sample beberapa air sumur warga dari sisi kwantitas memang tidak kurang namun hampir sebagian besar berdasarkan hasil uji laboratorium banyak mengandung bakteri. Sehingga Desa Hulubanteng layak mendapatkan program pamsimas.
“Saya sebagai fasilitator masyarakat, hanya menyampaikan program melalui sosialisasi, jadi untuk langkah kedepannya, itu kewenangan kuwu,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Kuwu Hulubanteng, Tiryo mengungkapkan, dirinya yang baru menjabat kuwu sekitar 8 bulan, mengakui jika program pamsimas yang menjadikan Desa Hulubanteng menjadi desa sasaran program. Dan, pihaknya akan melaksanakan program sebaik mungkin, agar kedepan juga mendapat kepercayaan program -program lainnya yang bersumber baik pemerintah pusat maupun provinsi.
Terkait dugaan warga belum ada sosialisasi, dirinya membantah karena proses dari awal melalui musdes bersama lembaga dan tokoh masyarakat sudah dilakukan dan dilanjutkan sosialisasi rencana program kepada warga calon penerima bantuan sambungan pamsimas.
Oleh karena itu, dengan adanya tuntutan masyarakat, kami kooperatif dan akan melakukan sosialisasi ulang. Pungkasnya. (Toto Ms/Adang J)