Sosialiasi Empat Pilar MPR RI Bersama Prof. Rokhmin Dahuri “Memperkokoh Pilar Persatuan Bangsa dan Ketahanan Pangan”

Cirebon Online

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Cirebon, – Anggota Komisi IV DPR RI Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.S., mengadakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI merupakan program Majelis Permusyawaratan Rakyat bagian dari tugas dan kewajiban anggota MPR RI di daerah wilayah daerah pemilih Jabar 8 yang berlangsung di pendopo Bupati Cirebon, Jln Kartini Kota Cirebon. Jumat (7/3/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan, mengenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai empat pilar kebangsaan yang menjadi landasan negara Republik Indonesia.

Acara tersebut dihadiri Anggota DPR RI Prof. Rokhmin Dahuri, Bupati Cirebon Imron Rosyadi, ketua DPRD kabupaten Cirebon Sofie, Gotas dan undangan terkait lainnya.

Disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.S., dengan adanya sosialisasi ini kita akan membicarakan esensi kehidupan yang terkandung dalam Empat Pilar tersebut. Ada 1 kalimat yang bisa mengkristalisasi makna Empat Pilar yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

“Kami merealisasi pelaksanaan sosialisasi ini dikarenakan tidak hanya amandemen saja yang disosialisasikan tetapi Empat Pilar yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika,” Tandasnya.

Sedangkan pemaparan materi dilakukan langsung oleh prof. Rokhmin Dahuri dengan penamaan Pilar, penguat, dasar, yang pokok, atau induk. Setiap pilar memiliki fungsi, dan konteks yang berbeda.

“Keempat pilar ini harus dijadikan keyakinan bahwa inilah yang menjadi prinsip-prinsip moral ke Indonesiaan yang akan menuntun capaian perikehidupan,” ungkapnya.

Ditambahkan Rokhmin, Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar, pandangan hidup, ideologi negara, ligatur (pemersatu) dalam perikehidupan kebangsaan dan kenegaraan, dan sumber dari segala sumber hukum.

Kemudian, NKRI sebagai bentuk negara kesatuan, dalam perjalananya dikelola secara “bergotong-royong” dalam ungkapan Mohamad Hatta, dan Muhammad Yamin memaknai dapat dilangsungkan lewat prinsip dekonsentrasi dan desentralisas dan yang terakhir, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara “unity in diversity, diversity in unity”, menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan, seperti perihal agama/keyakinan, budaya dan bahasa daerah, serta unit-unit politik tertentu sebagai warisan tradisi budaya.

Lebih dari itu paparkan Rokhmin, bahwa Indonesia mempunyai potensi produksi pangan yang besar untuk swasembada. Namun, kinerja sektor pangan kurang baik akibat adanya berbagai tantangan yang ada.

“Padahal, Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia karena menentukan kesehatan dan kecerdasan,” terangnya.

Menurut anggota DPR RI, Rokhmin Dahuri, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki, karena sangat menentukan kesehatan dan kecerdasannya. Dalam jangka panjang, kekurangan pangan di suatu negara akan mewariskan generasi yang lemah, kurang cerdas, dan tidak produktif.

“Dengan kualitas SDM semacam ini, tidaklah mungkin sebuah bangsa bisa maju dan sejahtera,” ujarnya.

Sebagai negara bahari dan agraris tropis terbesar di dunia dengan lahan darat dan perairan yang subur, seharusnya Indonesia bukan hanya dapat berswasembada pangan, tetapi juga menjadi pengekspor pangan ke seluruh dunia.

Tetapi ironisnya, Indonesia justru memiliki indeks ketahanan pangan yang bergantung pada pangan impor, dan mayoritas petani serta nelayan nya belum sejahtera.

Oleh sebab itu, kita bersama – sama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak di sektor usaha pangan (hulu dan/atau hilir), memperluas lapangan pekerjaan, dan terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat. Harapnya. (Jamil)

Spread the love