Cirebon Online
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kab. Cirebon, – Sebagai refleksi di akhir tahun 2022, kedepan RSUD Waled akan terus meningkatkan profesionalisme kinerja baik IPM dan akademisi di berbagai lintas sektoral managemen RS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tahun yang akan datang.
“Banyak hal positif yang dapat kita lakukan sebagai bentuk refleksi kesehatan dimasyarakat dalam pergantian waktu. Untuk itu, di perlukan evaluasi, inovasi dan edukasi dalam peningkatan program IPM juga akademisi serta sosialisasi klinik di lingkungan warga dalam penanganan kesehatan untuk kesembuhan bagi yang menderita penyakit,” Kata dr. Luthfi direktur RSUD Waled, saat di temui di ruang kerjanya.
Diapun menegaskan, sebagai putra daerah Kabupaten Cirebon yang ingin mengabdi totalitas demi kemajuan teknologi dan pelayanan bagi masyarakat. RSUD Waled akan selalu konsisten dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme sebagai rumah sakit berkualitas dengan kemajuan tekhnologi serta dokter yang profesional, menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan juga unggulan di wilayah Cirebon, Jawa Tengah dan Kuningan.
” Demi kemajuan RSUD Waled dapat mencapai hasil yang memuaskan tentunya dibutuhkan perjuangan yang sangat gigih dalam perjalanan menuju apa yang ingin dicapai,” tandasnya.
Oleh sebab itu RSUD Waled terbilang rumah sakit perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan menjadi ikon masyarakat sekitar dengan segala keunggulan sistem dan akademisi yang dimiliki dan dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat juga Jawa Tengah.
Rumah Sakit Waled juga merupakan Rumah Sakit Pendidikan sesuai standar, tentunya ada beberapa hal yang harus dipatenkan baik itu dari dokumen, SDM, IPM, Akademisi sarana dan prasarana.
Berbagai kegiatan bimbingan teknis diberikan oleh Kementerian Kesehatan, ARSPI (asosiasi rumah sakit pendidikan indonesia) dan AIPKI (asosiasi institusi pendidikan kedokteran indonesia).
” Kami berharap dengan adanya kegiatan ini semakin memantapkan kesiapan RSUD Waled sebagai rumah sakit pendidikan serta melaksanakan proses edukasi profesi dokter profesional,” ungkapnya.
Direktur RSUD Waled dr Luthfi juga menyampaikan, kajian lembaga pemerintah bersama institusi terkait terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi salah satu point’ prioritas di refleksi akhir tahun 2022 menuju tahun 2023 dilakukan sebagai upaya untuk memantau dalam pelayanan kesehatan dan pembangunan.
STUNTING
RSUD Waled Siap Kontribusi Tekan Angka Stunting di Kab Cirebon, bersama Persatuan Ahli Gizi Indonesian (Persagi) siap berkontribusi untuk menekan angka stunting di Kabupaten Cirebon yang cukup tinggi mencapai 9,4 persen.
Menurut dia, salah satu penyebab utama stunting ialah kurangnya asupan nutrisi yang tidak hanya saat 1000 hari pertama pertumbuhan anak, tetapi sejak masa kehamilan pun harus diperhatikan.
“Permasalahan stunting itu seperti berbicara tentang daur ulang kehidupan, dari mulai masa remaja, hamil, hingga melahirkan anak,” kata Dr. Luthfi
Ia mengatakan, hal tersebut untuk memastikan asupan gizi para ibu hamil terpenuhi, di antaranya melalui tablet penambah darah untuk mencegah anemia, dan mengedukasi masyarakat mengenai bahaya stunting.
ANGKA KEMATIAN AKI/B
RSUD Waled bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon akan memperkuat dan meningkatkan perana serta masyarakat dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI/B) di Kabupaten Cirebon.
Persoalan di Kabupaten Cirebon saat ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi serta prevalensi stunting. Dengan banyaknya sasaran yang tidak bisa ditangani sendiri oleh Dinas Kesehatan maka diperlukan adanya peran serta masyarakat untuk mengatasi persoalan tersebut.
Untuk melakukan kordinasi dengan ibu hamil yang beresiko, bayi yang beresiko dan bayi yang kekurangan gizi di tengah – tengah masyarakat agar mereka mengetahui persoalan ini.
“ Masyarakat di seluruh Kabupaten Cirebon harus melakukan kordinasi dengan fasilitas kesehatan atau bidan desa apabila melihat dan mendengar ibu hamil yang beresiko, bayi yang beresiko dan bayi kekurangan gizi,”
Ditambahkannya, persoalan kurangnya komunikasi antara kami dengan faskes atau bidan di desa – desa. Disebabkan, selain jumlah anggota forum yang tidak sebanding dengan jumlah faskes atau bidan di desa. “Jumlah anggota forum tidak sebanding dengan faskes atau bidan,” tuturnya.
IPM
Manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan bukan hanya alat dari pembangunan seperti bagaimana mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan dan pendidikan. “IPM dibentuk tiga dimensi dasar seperti umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent standard of living),” jelasnya.
RSUD Waled mengajak semua masyarakat Tingkatkan IPM Kabupaten Cirebon. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cirebon tergolong rendah di Provinsi Jawa Barat. IPM Kabupaten Cirebon bahkan berada di urutan ketiga terbawah dari 27 kabupaten/kota yang ada, hanya sedikit lebih baik dari IPM Kabupaten Indramayu.
Menurutnya, ini menjadi tanggung jawab semua pihak untuk meningkatkan IPM Kabupaten Cirebon, termasuk peran serta dijajaran RSUD Waled agar memaksimalkan pengetahuan, edukasi dan sosialisasi.
“Untuk mendongkrak IPM Kabupaten Cirebon dibutuhkan peran aktif semua pihak, termasuk dari para dokter yang di dukung oleh berbagai instansi terkait lainnya,” tandasnya.
Dr. Luthfi menegaskan, saat ini IPM Kabupaten Cirebon kualitasnya masih harus lebih ditingkatkan lagi agar IPM bisa lebih meningkat lagi. Salah satunya dengan bersilaturahmi dan berdiskusi, akan mengetahui kendala maupun permasalahan yang ada, kemudian dicari solusi yang terbaik agar dapat ditindaklanjuti oleh dinas terkait untuk merealisasikan kebutuhan yang diperlukan.
“Dengan demikian tentunya IPM Kabupaten Cirebon tidak lagi menjadi peringkat ke 25 dari 27 kota dan Kabupaten Jawa Barat,” pungkasnya. (Toto M Said )