Cirebon Online
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kabupaten Cirebon, – Petani di Desa Mundu Mesigit kecamatan Mundu kabupaten Cirebon Jawa Barat, yang merupakan salah satu desa penghasil beras (lumbung padi) dengan total lahan pertanian 125 hektar sawah dengan panen 2 musim.
Hal ini sawah hamparan padi, mulai kesulitan mendapatkan pasokan air untuk mengairi sawah, akibat hujan yang sudah jarang turun.
“Padahal sawah yang di tanam dua bulan lalu sangat membutuhkan pasokan air. Akibatnya tanaman padi yang sedang menghijau terancam mati,” kata kuwu Syarifudin saat monitoring sawah di malam hari. Kamis (8/8/2024).
Menurutnya, para petani di desa Mundu Mesigit dan sekitarnya, terus berjuang menyelamatkan tanaman padi yang terancam kekeringan, akibat danau Setu Patok yang mulai kering.
Ditambah lagi, hujan sudah jarang turun. Tidak hanya kekurangan air, petani juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Saat ini telah memasuki masa pemupukan, karena padi berusia dua bulan. kesulitan ini akibat persyaratan pembelian pupuk subsidi, yang dirasa merepotkan,” ungkapnya.
Masih kata kuwu Syarifudin, desa Mundu Mesigit memiliki hamparan sawah seluas 125 Hektar dan 1 hektar bisa mencapai 6 – 9 ton, ini tergantung kondisi dan keadaan pada saat panen padi bagus apa jelek.
“Jadi, dengan keadaan tersebut para petani di kecamatan Mundu khususnya di Mundu Mesigit yang mayoritas petani, membutuhkan pasokan air untuk menyelamatkan padi dari kekeringan,” ungkapnya.
Lanjut Kuwu Syarifudin tak Hanya itu, para Petani juga membutuhkan proyek pengadaan pompa air dan pembuatan embung embung air di sejumlah lokasi di kecamatan Mundu.
“Jika penanganan keluhan para petani ini tidak segara dilakukan Pemerintah Daerah tanaman padi akan menjadi rusak dan mati, hingga para petani terancam gagal panen,” jelasnya.
Oleh karena itu dirinya berharap kepada pemerintah daerah, provinsi dan pusat ada solusi dalam memenuhi kebutuhan air dari waduk atau bendungan untuk lahan pertanian di desa Mundu Mesigit. Ujarnya. (Toto M Said).