CirebonOnline
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kab. Cirebon, – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2022, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pabrik Palimanan mengadakan kegiatan Gerakan Penanaman Pohon.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah karyawan Indocement dan merupakan bagian dari kegiatan employee volunteering. Jumlah pohon yang ditanam mencapai 500 pohon yang terdiri dari jenis pohon angsana, mahoni, johar, kayu putih, dan mangga. “Ini merupakan bentuk komitmen Indocement dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.” Kata Dudy Ganjar (HRGA Dept Head Indocement) selaku ketua Panitia Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022. Senin (6/6/2022).
Menurut Dudy Ganjar (HRGA Dept Head Indocement), menjelaskan bahwa kegiatan penanaman 500 pohon di sekitar area kolam konservasi Indocement yang terdiri dari angsana, mahoni, johar, kayu putih dan mangga. Ini merupakan bagian dari program employee volunteering yang mana diharapkan semua karyawan dapat berpartisipasi secara sukarela tanpa menggangu pekerjaannya.
Oleh karena itu, lanjut Dudy, pelaksanaan tanam pohon yang dilaksanakan tgl 6 Juni 2022 lalu dimulai dari jam 09.00-16.00 WIB, dengan maksud agar seluruh karyawan dapat menentukan sendiri waktunya untuk turut serta menanam pohon tanpa mengganggu aktivitas kerjanya. Jelas Dudy.
Sementara itu Assistant General Manager Indocement Otto Ahadijat menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Indocement dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini selain kami mengadakan kegiatan penanaman pohon, kami juga menjajaki kerja sama dengan DLH Kabupaten dan DLH Kota Cirebon untuk bersama-sama mencari solusi mengurangi timbulan sampah.” Ungkap Otto Ahadijat.
Masih kata Otto, Indocement berencana memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai bahan bakar alternative, sehingga diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah rumah tangga yang setiap tahun selalu meningkat. Sedangkan lahan TPA di Kopi Luhur dan TPA di Gunung Santri sangat terbatas, jelas Otto. (Emonef)