Cegah Stunting, Mahasiswa IPB Inovasi Abon Telur

Cirebon Online

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Jawa Tengah, – Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Brebes terus digenjot. Termasuk peran aktif dari Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB University).

Mereka membuat inovasi Abon Telur agar anak-anak balita bisa mengkonsumi telur dalam bentuk yang lain guna pemenuhan gizi mereka.

“Kami membuat inovasi Abon Telur Ayam, agar anak-anak yang tidak menyukai telur, bisa makan telur dalam bentuk abon,” tutur Kordes KKN-T IPB University Christo Glory disela kegiatan, Senin (29/7/2024).

Hasil inovasi mereka, disosialisasikan kepada para ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Bangsri Kecamatan Bulakamba, Brebes, tempat mereka KKN-T.

Sosialisasi pengolahan makanan abon dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Desa Bangsri Siti Mukaromah. Diharapkan, Ketua dan Anggota PKK juga bisa mengenalkan cara meningkatkan waktu simpan telur ayam dengan diolah menjadi abon kepada warga masyarakat.

Christo menjelaskan bahwa ide usaha dengan produk abon Telur memiliki gizi yang baik untuk tubuh, serta meningkatkan motivasi terkait dengan pendidikan anak.

“Telur ayam ini memiliki gizi yang baik yang dapat diserap tubuh serta mudah untuk dijangkau oleh masyarakat, dan pengolahan makanan ini pun dapat dikomersialisasikan oleh ibu-ibu PKK atau masyarakat sekitar,” ujar Christo.

Untuk mengurangi prevalensi stunting Mahasiswa KKN-T IPB juga melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam pelaksanaan Community Feeding Center (CFC) berupa telur dan susu. PMT diberikan kepada balita stunting di Desa Bangsri dengan tujuan membantu menambah asupan protein dalam kegiatan CFC.

CFC merupakan suatu program berbasis komunitas untuk memantau dan mengatasi kondisi balita kurang gizi dengan pemberian makanan tambahan berupa makanan pendamping yang berbasis dari masyarakat untuk masyarakat.

Ada berbagai kegiatan di CFC antara penyuluhan, pengukuran lingkar lengan dan penimbangan bobot badan balita, dan pembagian makanan tambahan berupa telur dan susu.

Pembagian PMT dihadiri oleh 35 balita stunting dimana setiap balita mendapatkan 4 butir telur dan 2 kotak susu yang dikemas menggunakan kemasan thinwall.

“Diharapkan dengan PMT ini dapat menambah asupan protein bagi balita yang mengalami stunting di Desa Bangsri. Kemasannya juga menarik, semoga mereka suka dengan apa yang kalian berikan pada mereka,” tutur Bidan Desa Bangsri Arie Mu’aliffah. (Shasy KR/Wasdiun)

Spread the love